Meskipun dalam Video berdurasi enam menit dengan judul “Video Full Jenggot Menurut Said Aqil Siradj”, yang dipublikasikan pada 21 September 2015 oleh akun Mbah Rebo agak lebih komprehensif dengan menyebutkan panjangnya jenggot memindahkan kecerdasan otak kepada basyirah mata hati, sehingga orang yang berjenggot ialah orang yang arif, orang yang bijak, orang yang punya maqam... (lihat https://www.youtube.com/watch?v=be_SVX8Fayg).
Selasa, 28 November 2017
Ketika Kebodohan Menjadi Asbab Kemuliaan
Dalam kurun waktu tiga tahun terahir, wacana tentang panjangnya jenggot menjadi simbol kebodohan, membuat heboh jagad bumi pertiwi, khususnya di dunia maya. Hal tersebut berawal dari pernyataan KH Said Agil Siraj dalam sebuah kesempatan yang lantas videonya menyebar secara viral bahwa “...jenggot mengurangi kecerdasan,... semakin panjang semakin gob**k”.
Meskipun dalam Video berdurasi enam menit dengan judul “Video Full Jenggot Menurut Said Aqil Siradj”, yang dipublikasikan pada 21 September 2015 oleh akun Mbah Rebo agak lebih komprehensif dengan menyebutkan panjangnya jenggot memindahkan kecerdasan otak kepada basyirah mata hati, sehingga orang yang berjenggot ialah orang yang arif, orang yang bijak, orang yang punya maqam... (lihat https://www.youtube.com/watch?v=be_SVX8Fayg).
Meskipun dalam Video berdurasi enam menit dengan judul “Video Full Jenggot Menurut Said Aqil Siradj”, yang dipublikasikan pada 21 September 2015 oleh akun Mbah Rebo agak lebih komprehensif dengan menyebutkan panjangnya jenggot memindahkan kecerdasan otak kepada basyirah mata hati, sehingga orang yang berjenggot ialah orang yang arif, orang yang bijak, orang yang punya maqam... (lihat https://www.youtube.com/watch?v=be_SVX8Fayg).
Minggu, 29 Oktober 2017
Ketika (Ada) Doa Nabi tidak Dikabulkan
Saatnya kita menyempurnakan keberadaan kita dari posisi ahlussunnah organisatoris formalistik kepada ahlussunnah substantif. Apapun latar belakang organisasi dan aliran pemahamannya (mazhab) hendaklah meminimalisir--dan idealnya menzerokan--konflik pemikiran yang tidak produktif, karena kebenaran yang hakiki hanyalah milik Allah SWT dan kebenaran yang manusia rumuskan bersifat relatif. Sepanjang syahadat dan kitab sucinya sama hendaklah jangan saling mencela. Terhadap yang berbeda keyakinan agama saja kita harus toleran (lihat QS.109.Al-Kafirun:6) apalagi terhadap sesama muslim.
Senin, 04 September 2017
Menyoal Radikalisme
Radikalisme yang selanjutnya dimaknai sebagai suatu gagasan dan tindakan yang berbau kekerasan adalah sangat bertolak belakang dengan apa yang sudah diketahui masyarakat akademik.
Bagi yang pernah belajar filsafat, setidaknya ada tiga kriteria berfikir filsafat untuk mendapatkan kebenaran menurut Sidi Gazalba (1978) ialah radikal—berfikir mendalam sampai akarnya, sistematik dan universal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) radikal juga diartikan sebagai secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip). Sampai di sini makna radikal tentu sebagai sesuatu yang baik dan mulia dari segi pemikiran maupun tindakan.
Yang kemudian tidak nyambung memang ketika didalam kamus yang sama mengartikan radikalisme sebagai paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Suatu penjelasan yang dipaksakan sesuai dengan pola pikir yang sesat dan menyesatkan...
Bagi yang pernah belajar filsafat, setidaknya ada tiga kriteria berfikir filsafat untuk mendapatkan kebenaran menurut Sidi Gazalba (1978) ialah radikal—berfikir mendalam sampai akarnya, sistematik dan universal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) radikal juga diartikan sebagai secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip). Sampai di sini makna radikal tentu sebagai sesuatu yang baik dan mulia dari segi pemikiran maupun tindakan.
Yang kemudian tidak nyambung memang ketika didalam kamus yang sama mengartikan radikalisme sebagai paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Suatu penjelasan yang dipaksakan sesuai dengan pola pikir yang sesat dan menyesatkan...
Selengkapnya dapat dibaca di https://www.lampost.co/berita-menyoal-radikalisme.html
Senin, 31 Juli 2017
Islam dan Pluralitas Bangsa
Indonesia dengan 17.000 pulau dan tidak kurang dari 300 suku Bangsa, merupakan karunia tersendiri dari Allah SWT. Karunia yang sejatinya menjadi potensi yang dapat ditumbuhkembangkan untuk membangun peradaban Bangsa disatu sisi, namun juga menjadi masalah tersendiri ketika Penyelenggara Negara tidak arif dalam memenej keberagaman itu.