This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 29 Agustus 2022

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


Buku Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ini hadir sebagai bentuk komitmen para penggiat literasi dalam bidang pendidikan dan semoga dapat menjadi tambahan amunisi bagi para ahli dan praktisi pendidikan utamanya para guru untuk  menyongsong abad 21 yang lebih kompleks dan memiliki banyak tantangan.

Pendidikan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi di segala aspek yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Guru diharapkan mampu menyusun hal-hal terkait keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal inilah yang menjadi dasar pentingnya keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Lebih detail buku ini membahas tentang :
Bab 1 Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi; 
Bab 2 Transformasi Pembelajaran dari LOTS ke HOTS; 
Bab 3 Karakteristik Siswa Kreatif dan Kritis; 
Bab 4 Pengembangan Kreativitas Siswa; 
Bab 5 Teknik Bertanya untuk Melatih Kreativitas; 
Bab 6 Pengembangan Berpikir Kritis Siswa; 
Bab 7 Penyelesaian Masalah Secara Kreatif; 
Bab 8 Karakteristik Penyelesaian Masalah; 
Bab 9 Metode Pembelajaran Berbasis HOTS;
Bab 10 Membuat Soal HOTS.

Silakan untuk kepentingan sitasi atau download GRATIS buku ini disini.

Selasa, 09 Agustus 2022

Indonesia Kuat dengan Merdeka Belajar

Merdeka Belajar adalah kebijakan program yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Bapak Nadiem Makarim, esensi dari Merdeka Belajar adalah kemerdekaan dalam berpikir, yang mengedepankan minat dan bakat peserta didik sebagai hal yang paling utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka Belajar juga dipersiapkan untuk mengejar ketertinggalan aktivitas pembelajaran (loss learning) akibat merebaknya Pandemi Covid 19 yang juga berakibat agenda pendidikan tidak berjalan sesuai dengan target yang direncanakan.

Dalam rangka mendukung program Kurikulum Merdeka Belajar dan dengan semangat momentum Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 tahun, akhirnya dengan Rahmat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa buku dengan judul Indonesia Kuat Dengan Merdeka Belajar berhasil diselesaikan.

Buku ini ditulis oleh 77 penulis dengan berbagai disiplin ilmu yang terdiri dari akademisi PTN maupun PTS maupun praktisi pendidikan yang berasal dari berbagai Provinsi di Seluruh Indonesia. Buku ini berisi tentang berbagai ulasan dan opini, ide maupun gagasan dalam rangka mensukseskan implementasi program Kurikulum Merdeka Belajar yang digagas untuk memajukan mutu pendidikan Indonesia.

Buku ini terbit adalah gagasan dan inisiasi dari Bapak Dr. Salamun dosen tetap di STIT Pringsewu Lampung dan dipersembahkan sebagai kontribusi aktif dari akademisi dan praktisi pendidikan dalam rangka memajukan mutu pendidikan Nasional sekaligus menggiatkan aktivitas menulis dan menggelorakan budaya membaca dan literasi di lingkungan akademisi. Dengan terbitnya buku ini diharapkan menambah khasanah literasi dan dapat dijadikan rujukan dalam rangka penulisan buku-buku literasi yang berkaitan dengan Kurikulum Merdeka Belajar.

Tidak lupa ucapan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan kesehatan yang dilimpahkan kepada para penulis  sehingga buku kolaboratif ini dapat terselesaikan dan dipersembahkan sebagai kontribusi aktif dalam rangka memajukan pendidikan Nasional. Dan dalam kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Janner Simarmata, S.T., M.Kom, sebagai CEO/ Founder Yayasan Kita Menulis yang telah memberikan dukungan untuk penulisan buku ini dengan mengumpulkan akademisi dan praktisi pendidikan untuk dapat berkontribusi mencurahkan ide, gagasan dan pengalaman yang dituangkan dan diterbitkan dalam sebuah karya.

Akhirnya kami segenap penulis yang berkolaborasi menulis buku dengan Judul Indonesia Kuat dengan Merdeka Belajar berharap dengan terbitnya buku ini dapat membantu Pemerintah dalam rangka mensukseskan Kebijakan Kurikulum Indonesia Merdeka Belajar. Mudah-mudahan usaha dari 77 akademisi dan praktisi pendidikan di bawah naungan Yayasan Kita Menulis mendapat sambutan positif dan apresiatif dari kalangan pembaca dan penggiat literasi Indonesia. Kami menyadari bahwa karya kolaboratif ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan karya-karya tulis yang berikutnya.

Indonesia Ayo Bangkit ..Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.

Dirgahayu Indonesia Merdeka ke 77 tahun.

Dapatkan edisi digital buku ini secara GRATIS disini.

Untuk Informasi buku lainnya dan komunitas kami silakan kunjungi https://kitamenulis.id/


Rabu, 03 Agustus 2022

Kekuasaan dan Setetes Air Kencing

Sumber: ilustrasi.(MI)

KALAUPUN tidak bisa disebut sebagai The Best of King setidaknya pada era kekuasaan Bani Abbasiyah, maka Khalifah Harun Al Rasyid (766—809) dapat disebut sebagai seorang raja, presiden, atau khalifah yang paling memiliki komitmen sangat tinggi terhadap kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan terutama sangat menghormati ulama atau orang yang diberikan karunia oleh Allah swt berupa ilmu.

Komitmen Khalifah Harun Al Rasyid terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan yang terkait dengan hal tersebut setidaknya dapat dilihat dari dua indikator.

Pertama, komitmen terhadap pentingnya ilmu pengetahuan diwujudkan dengan seringnya Beliau sebagai pemimpin yang sangat disegani untuk menempuh rihlah (perjalanan) mencari dan mendatangi para ulama besar, di antaranya Imam Syafi’i dan Imam Malik. Yang kemudian menarik adalah beliau selalu mengajak kedua putranya, Al-Amin dan Al-Ma’mun, yang pada era kepemimpinannya kemudian kedua putranya ini berhasil mengantarkan kekhalifahan Abbasiyah memasuki era keemasan Islam (The Golden Age of Islam), saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.

Penghormatan Sang Khalifah Harun Al-Rasyid terhadap para ulama juga dapat disimak dari sebuah kisah perjumpaan beliau dengan Al Kisa’i, seorang ahli bahasa, di mana kedua anaknya menjadi muridnya. Menariknya keduanya (Al Amin dan Al Ma’mun) selalu berebut untuk menyiapkan (menata) sandal sang kiai. Kemudian, ini menjadi bahan dialog sang Khalifah dengan sang kiai tentang siapa yang lebih terhormat? Mendapat pertanyaan demikian tentu Al Kisa’i menjadi serbasalah ketika sang khalifah menyebutkan bahwa yang lebih terhormat adalah orang di mana kedua anak raja menyiapkan sandalnya.

Kedua, bagian terpenting dari komitmen Beliau terhadap dunia ilmu pengetahuan ialah ketika penghormatan kepada para ulama tidak saja berupa sikap tawadunya beliau kepada para ulama dengan mendatangi (tidak memanggil ulama ke istana). Sampai kepada penghormatannya terhadap ilmu pengetahuan dengan membuat kebijakan berupa politik anggaran yang mencerminkan upaya konkret dengan misalnya memberikan gaji kepada para ulama senilai 50 hingga 200 dinar yang jika dikonversikan senilai Rp150 juta hingga Rp600 juta per bulan dengan kurs 1 dinar setara Rp3,8 juta lebih. Dikisahkan pula bahwa sang Khalifah memberikan penghormatan atas karya tulis dengan ditimbang dan diganti dengan emas.

Right, itulah komitmen Beliau terhadap ilmu pengetahuan yang sudah tidak diragukan lagi dan tercatat dengan tinta emas sejarah peradaban tidak saja bagi dunia Islam, tetapi juga bagi dunia global secara umum. Komitmen sang Khalifah kiranya bisa menginspirasi para pemimpin dan atau penentu kebijakan hari ini untuk memperkuat komitmen politik anggaran dalam bidang pendidikan dan kemajuan riset dan teknologi. Bahwa, kemudian kedatangan tentara Mongol yang dipimpin Hulagu Khan dengan pasukannya yang meluluhlantakkan semua jejak peradaban menjadi semacam mimpi buruk yang “mengakhiri” puncak kejayaan sebuah peradaban penting di Baghdad.


 Setetes Air Kencing

Di antara peristiwa penting dalam rangkaian episode rihlah ilmiah Beliau adalah perjumpaannya dengan Ibnu Samak. Karena kehausan, sang Khalifah minta semangkuk air. Lalu, Ibnu Samak memberikan semangkuk air minum kemudian Ibnu Samak berkata, “Wahai amirul mukminin seandainya Anda terhalangi meminum-minuman ini (untuk menyelamatkan nyawa), dan misalnya orang yang menguasai minum ini mau menjual dengan harga mahal satu mangkuk air ini, dengan apa kira-kira Anda akan membelinya?” Harun Al-Rasyid menjawab “dengan setengah kerajaanku”.

Kemudian Ibnu Samak bertanya lagi, “Seandainya air yang sudah diminum tadi tidak bisa dikeluarkan lagi maksudnya tidak bisa keluar atau terganggu karena suatu penyakit orang tidak bisa kencing (buang air), dengan apa Anda akan menebusnya?” “Kalau situasinya sudah mengancam jiwa, penyakitnya seperti itu bahkan seluruh kerajaan ku pun aku mau bertukar biar sembuh,” jawab sang Amirul Mukminin.

Jika demikian, ujar Ibnu Samak, “Sesungguhnya harga sebuah kerajaan mu hanyalah seteguk air dan setetes air kencing, sungguh tidak pantas engkau berlomba-lomba memperebutkannya”.

Kisah menarik ini dengan ringan dan lugas dituturkan oleh Dr. Fakhruddin Faiz dalam ngaji filsafatnya yang mengutip sebagian kisah tentang Harun Al-Rasyid ini dari kitab Tarikh Al Khulafa.

Nasihat Ibnu Samak kepada Khalifah Harun Al-Rasyid sejatinya memberikan pesan penting kepada kita agar kita semua tidak terlalu berjibaku mati-matian dan kadangkala sering mempertaruhkan segalanya untuk memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan (politik) yang nilainya tidak lebih dari setetes air kencing.

Namun, meskipun nilainya tidak lebih dari setetes air kencing bukan berarti kekuasaan itu menjadi tidak penting. Perjuangan politik itu tentu memiliki makna penting dan strategis untuk mewujudkan kemajuan masyarakat dan bangsa. Hendaknya jangan sampai politik hanya untuk politik dengan dimanfaatkan hanya untuk kepentingan sesaat bagi kelompok tertentu dengan menebar kontroversi dan kegaduhan yang tidak produktif, misalnya, tetapi baiknya dan alangkah indahnya jika politik atau kekuasaan dimanfaatkan untuk membuat, menebar, menyemai benih-benih kebaikan dan kemajuan bagi martabat rakyat dan bangsa dengan memberikan komitmen pada kemajuan peradaban umat manusia.

Seperti apa pun kekuasaan tetaplah menjadi amanah yang tidak saja kemudian dipertanggungjawabkan secara konstitusional, tetapi pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan juga di hadapan Allah swt, Tuhan Yang Mahakuasa.

Kekuasaan setidaknya harus tetap dikelola dengan amanah dan profesional agar mimpi buruk yang terjadi atas Dinasti Abbasiyah yang pada akhirnya runtuh pada era Khalifah Al Musta’shim (1258) sebagai akibat dari dua hal. Pertama, lemahnya diplomasi atau sebut saja komunikasi yang salah dan kedua yang paling memprihatinkan ialah ada kekuatan internal yang bermain dari dalam secara masif dengan tokoh kunci justru orang kepercayaan khalifah, ialah Ibnu Alqami, dengan strategi di antaranya melemahkan kekuatan militer.

Imam As-Suyuthi dalam Tarikh Khulafa’ menerangkan bahwa Menteri Alqami terus-menerus mencari peluang untuk menjungkalkan Dinasti Abbasiyah dan berusaha sekuat mungkin agar tampuk khilafah berpindah ke tangan orang-­orang Alawiyin. Utusan rahasia berlangsung antara dirinya dan orang-orang Tartar (Mongol). Sementara Al-Musta’shim tenggelam dalam kelezatan hidupnya tanpa mampu membaca kondisi yang sedang berkembang sehingga dia pun tidak berusaha memperbaiki kehidupan negeri yang mulai karut-marut. Ah sudahlah imajinasi saya kok kemudian menjadi liar, semoga itu hanya terjadi di negeri seribu satu malam sana. Wallahualam bissawab.

Artikel ini tayang di Harian Lampung Post edisi Selasa, 2 Agustus 2022.

Silakan download GRATIS versi pdf atau png, semoga bermanfaat.